Kita dapat mengapung di Laut Mati disebabkan Laut Mati memiliki kadar garam sebesar 31,5%. Hal ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan laut biasa yang hanya memiliki kadar garam sebesar 3,5%. Berarti kandungan garamnya mencapai 9 kali lipat. Sedangkan kadar garam tubuh kita hanya 1 – 2 %. kadar garam yang tinggi menunjukkan massa jenis yang tinggi. Maka manusia yang memiliki massa jenis lebih rendah tidak dapat tenggelam di dalamnya,.Tidak heran mengapa kita dapat mengapung dilaut mati tanpa harus susah payah berenang. Bahkan kita bisa mengapung dengan santainya sambil membaca koran atau buku. Tetapi berhati – hatilah jika sudah berada di Laut Mati, karena airnya tidak boleh mengenai mata, ya karena memiliki kadar garam yang tinggi sehingga dapat menyebabkan perih pada mata dan iritasi. Selain memiliki kadar garam yang tinggi, air Laut Mati juga banyak mengandung kalium, magnesium, dan bromium.
Ledakan Big bang merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta yang didasarkan pada kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Berdasarkan permodelan ini, dikatakan bahwa alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini.
Alam semesta yang maha luas dan selalu bertambah luas (khusus- nya pada saat ini) bermula dari suatu ”gumpalan”, dimana semua materi lumat dalam kerapatan tak hingga. Dapatkah dibayangkan, berapa besar kerapatan materi dalam sebuah ”titik” yang volumenya nol, jika seluruh massa alam semesta yang terdiri dari sekitar 100 milyar kali 100 milyar bintang yang massa tiap-tiap bintang sebesar kira- kira massa matahari dalam tata surya kita dipaksakan masuk ke dalamnya?
Titik ini dalam kajian kosmologi, yakni bahasan alam semesta skala besar, dise- but singularitas. Materi yang sekian banyak tersebut berkumpul menjadi neutron (partikel netral, tak bermuatan listrik). Sebab, elektron-elektron (partikel bermuatan listrik negatip) yang berasal dari masing-masing atom telah ”menyatu” dengan proton (partikel bermuatan listrik positip) ”pasangan”-nya dalam atom.
Keberadaan alam semesta dari ”gumpalan maha padat” yang mempunyai interaksi gravitasi (interaksi gravitasi disebabkan oleh adanya massa) yang luar biasa besar, memiliki efek remasan yang juga luar biasa besar sehingga gumpalan alam semesta mengkerut, berukuran lebih kecil dari bintang pulsar yang berjejari sekitar dua hingga tiga kali jari-jari matahari. Bahkan gumpalan ini mengkerut sehingga ia berukuran lebih kecil dari black holes, memiliki massa jauh lebih besar dibandingkan dengan massa pulsar dan terus mengkerut hingga berjejari mendekati ukuran titik.
GEJALA INFLASI
Menurut Prof. Baiquni :
"Alam semesta yang berawal dari ”ketiadaan” sebagai gun- cangan vakum yang membuatnya memiliki energi yang sangat tinggi dalam singularitas bertekanan negatip. Vakum yang mempunyai kandungan energi luar biasa besar dan tekanan gravitasi negatip ini menimbulkan suatu dorongan eksplosif yang luar biasa besar keluar dari singularitas."
Seiring dengan mengembangnya alam semesta, materi dan radiasi di alam semesta menjadi semakin dingin. Karena suhu merupakan ukuran energi rerata (atau kelajuan rerata) partikel, pendinginan semesta memiliki pengaruh terhadap materi yang dikan- dungnya. Ketika alam semesta mendingin, karena ekspansi yang super cepat, suhunya merendah melewati 1.000 trilyun-trilyun derajat (coba bandingkan, misalnya dengan suhu reaksi fusi di matahari yang ”hanya” sekitar 5.500 derajat celcius), pada umur 10 pangkat minus 35 detik, terjadilah gejala ’lewat dingin’.
Pada saat pengembunan tersentak, keluarlah materi dari bentuk energi yang mem- anaskan kosmos kembali menjadi 1.000 trilyun-trilyun (1 dengan 27 nol dibelakangnya) derajat. Namun, seluruh kosmos terdorong membesar dengan kecepatan luar biasa selama waktu 10 pangkat minus 32 detik. Ekspansi alam semesta yang luar biasa, menggelembung dengan tiupan dahsyat dikenal sebagai gejala inflasi.
Selama proses inflasi ini, terdapat kemungkinan tak hanya satu alam saja yang muncul, tetapi beberapa alam, berapa jumlahnya?
Dan masing-masing alam dapat memiliki hukum-hukumnya sendiri yang tidak perlu sama dengan hukum alam semesta yang kita tempati. Karena materialisasi dari energi yang tersedia yang pada akhirnya berakibat terhentinya inflasi tak terjadi secara serentak, maka di lokasi-lokasi tertentu terdapat konsentrasi materi yang merupakan benih galaksi-galaksi yang tersebar di seluruh kosmos.
Jenis materi apa yang muncul pertama-tama di alam ini?
Saat umur alam semesta mendekati seperseratus detik, isinya adalah radiasi dan partikel-partikel subnuklir. Pada saat itu, suhu kosmos sekitar 100 milyar derajat celcius. Campuran partikel dan radiasi yang sangat rapat serta bersuhu sangat tinggi itu lebih menyerupai ”fluida” daripada zat padat, sehingga kosmolog menamainya ”sop kosmos”.
Nukleosintesis dan Shadow World
Antara umur satu detik hingga tiga menit terjadi proses yang dinamai proses nuk- leosintesis yakni proses penggabungan inti-inti atom. Dalam periode ini, inti atom- atom ringan terbentuk sebagai hasil reaksi fusi nuklir. Saat, setelah umur alam semesta mencapai 700.000 tahun, elektron-elektron masuk dalam orbit mereka di sekitar inti dan bersama-sama inti membentuk atom sembari melepaskan energi radiasi; pada saat itu seluruh langit bercahaya terang-benderang dan hingga kini ”cahaya” ini masih dapat diamati sebagai radiasi gelombang mikro.
Menurut perhitungan para ilmuwan kosmologi, alam semesta mempunyai sekitar sepuluh dimensi; yaitu, empat dimensi ruang-waktu yang kita hayati, dan enam dimensi lainnya yang tak kita sadari, karena ”tergulung” dengan jari-jari 10 pangkat minus 32 sentimeter yang berwujud sebagai muatan listrik dan muatan nuklir.
Dimensi yang kita hayati adalah dimensi yang, katakanlah, ”terentang” sebagai ruang-waktu. Jika semua yang telah dirintis secara matematika ini memperoleh dukun- gan dari hasil ekperimen atau observasi, maka ada kemungkinan bahwa alam semesta yang kita huni ini mempunyai ”dunia kembaran”(shadow world ) yang sebenarnya ke- beradaannya di sekeliling kita, ia hanya dapat kita hubungi melalui medan gravitasi.
simak video berikut ini mungkin akan membenatu pemahaman kita..
Dewasa ini muncul sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-luah, ia tidak bisa memadamkan api.
Allah SWT. berfirman:
“Ada laut yang di dalam tanahnya ada api” (QS. Ath-Thur: 6).Allah bersumpah dengan fenomena unik ini bahwa di dalam laut terbukti benarlah tersedia api.
Bahkan Nabi SAW juga sempat bersabda: “Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah alias orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan tersedia api serta di bawah api tersedia lautan.” (HR Abu Dawud)
Ulasan Hadits Nabi
Hadits ini sangat sesuai dengan sumpah Allah SWT dalam Al-Qur’an pada permulaan Surah Ath-Thur, di mana Allah berfirman: “Demi bukit (Sinai), serta kitab yang ditulis; pada lembaran yang terbuka; serta demi Baitul Ma’mur; serta atap yang ditinggikan (langit), serta laut yang di dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tak seorangpun yang bisa menolaknya.” (QS. Ath-Thur: 1-8)
Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya Al-Qur’an tak sanggup meringkus serta memahami isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Sebab bangsa Arab (kala itu) hanya mengetahui makna “sajara” sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga membikinnya panas alias mendidih. Jadi dalam persepsi mereka, panas serta air adalah sesuatu yang bermengenaian. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air. Lalu bagaimana mungkin dua faktor yang berlawanan bisa nasib berdampingan dalam suatu ikatan yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya?
Tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang bisa meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat.Persepsi demikian mendorong mereka untuk menisbatkan kejadian ini sebagai momen di akhirat (bukan di dunia nyata). Apalagi didukung dengan firman Allah SWT: “Dan apabila lautan dipanaskan” (QS. At-Takwir 6).
Terbukti, ayat-ayat pada permulaan Surah At-Takwir mengisyaratkan momen-momen futuristik yang bakal terjadi di akhirat kelak, tetapi sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur semuanya memakai sarana-sarana empirik yang sangatlah ada serta bisa ditemukan dalam nasib kami (di dunia).
Hal inilah yang mendorong sejumlah pakar tafsir untuk meneliti makna serta arti bahasa kata kerja “sajara” tidak hanya menyalakan sesuatu hingga membikinnya panas. Serta mereka nyatanya menemukan makna serta arti lain dari kata “sajara,” yaitu “mala’a” serta “kaffa” (memenuhi serta menahan). Mereka pasti saja sangat gembira dengan penemuan makna serta arti baru ini sebab makna baru ini bisa memecahkan kemusykilan ini dengan arti baru bahwa Allah SWT telah memberbagi hidayah terhadap semua manusia dengan mengisi serta memenuhi tahap bumi yang rendah dengan air sambil menahannya supaya tak meluap dengan cara berlebihan ke daratan.
Tetapi, hadits Rasulullah SAW yang sedang kami bahas ini dengan cara pendek menegaskan bahwa: Sesungguhnya di bawah lautan ada api serta di bawah api ada lautan.
Seusai Perang Dunia II, para peneliti turun serta menyelam ke dasar laut serta samudera dalam rangka mencari pilihan beberapa barang tambang yang telah nyaris habis cadangannya di daratan dampak konsumerisme adat materialistik yang dijalani manusia sekarang ini. Mereka dikejutkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah seluruh samudera bumi yang kemudian mereka sebut sebagai ‘gunung-gunung tengah samudera’.
Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang bisa meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melewati suatu jaring retak yang sangat besar. Jaring retak ini bisa merobek lapisan bebatuan bumi serta ia melingkupi bola bumi kami dengan cara sempurna dari segala arah serta terpusat di dalam dasar samudera serta beberapa lautan. sedangkan kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi dengan cara penuh hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang mempunyai unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, serta mempunyai tingkat kepadatan serta kerekatan tinggi.
Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semua samudera serta beberapa lautan seperti Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan elastis yang beratnya mencapai jutaan ton ini mendorong kedua segi samudera alias laut ke kanan serta ke kiri yang kemudian disebut oleh para ilmuwan dengan “fenomena butuhasan dasar laut serta samudera.” Dengan semakin berjalannya proses butuhasan ini, maka wilayah-wilayah yang dihasilkan oleh proses butuhasan itupun penuh dengan magma bebatuan yang sanggup memunculkan pendidihan di dasar samudera serta beberapa dasar laut.
Meskipun sebegitu tak sedikit, air laut alias samudera masih tak sanggup memadamkan bara api magma tersebut. Serta magma yang sangat panas pun tak sanggup memanaskan air laut serta samudera.
Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan sekarang adalah bahwa meskipun sebegitu tak sedikit, air laut alias samudera masih tak sanggup memadamkan bara api magma tersebut. Serta magma yang sangat panas pun tak sanggup memanaskan air laut serta samudera. Keseimbangan dua faktor yang berlawanan: air serta api di atas dasar samudera bumi, tergolong di dalamnya Samudera Antartika Utara serta Selatan, serta dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah adalah saksi nasib serta bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang tiada batas. Subhanallah…
Laut Merah umpama, adalah laut terbuka yang tak sedikit mengalami guncangan gunung berapi dengan cara keras jadi sedimen dasar laut ini pun kaya dengan beragam tipe barang tambang. Atas dasar pemikiran ini, diperbuatlah proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Sudan, serta salah satu negara Eropa untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan tambang yang menggumpal di dasar Laut Merah.
Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler barang tambang untuk mengumpulkan sampel tanah dasar Laut Merah tersebut. Stapler pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang air yang ketebalannya mencapai 3.000 m. Serta apabila stapler hingga ke permukaan kapal, tak ada seorang pun yang berani mendekat sebab sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah tanah serta uap air panas yang suhunya mencapai 3.000 derajat Celcius. Dengan demikian, telah terbukti nyata di kalangan ilmuwan kontemporer, bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar setiap samudera serta dasar sejumlah laut jauh melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di daratan.
Kemudian terbukti pula dengan beragam dalil serta bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melewati ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini hingga kedalaman tertentu sanggup mencapai lapisan lunak bumi. Di dalam lapisan lunak bumi serta lapisan bawahnya, magma vulkanik menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih tak sedikit dibanding debit air yang ada di permukaan bumi.
Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi SAW ini yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi yang mencengangkan dengan sabda:
“Sesungguhnya di bawah lautan ada api serta di bawah api ada lautan.”
Sebab fakta-fakta ini baru terungkap serta baru bisa diketahui oleh umat manusia pada beberapa tahun terbaru. Pelansiran fakta-fakta ini dengan cara detail serta sangat ilmiah dalam hadits Rasulullah SAW menjadi bukti tersendiri bakal kenabian serta kerasulan Muhammad SAW, sekaligus membuktikan bahwa ia rutin terhubung dengan wahyu langit serta dikabarhu oleh Allah Sang maha Pencipta langit serta bumi. Maha benar Allah yang menyebutkan:
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; serta (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dirinya berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dirinya mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dirinya dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah alias lebih dekat (lagi). Lalu dirinya memberi tau terhadap hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan” (QS. An-Najm : 3-10).
Bukti-bukti jika Ka’bah itu pusat bumi ada di sini dan akan dibagikan untuk pengetahuan kita semua karena memang menurut apa yang tertulis dalam QS.5 Al-Maa’idah: 97 adalah bahwa Ka’bah dijadikan Allah sebagai rumah suci dan pusat bagi para manusia. Bisa dibayangkan bagaimana bila kita hidup pada masa ayat ini diturunkan di mana Ka’bah adalah pusat bumi dan menjadi tempat berkumpulnya dan hidupnya manusia. Beberapa dari kita mungkin tidak langsung percaya akan hal ini, namun dari segi astronomi dan geografi hal ini telah terbukti.
السلام عليكم.لا إله إلاَّ الله.محمد رسو ل الله
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد
QS.5 Al-Maa'idah:97. Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia,,,
Ini menjadi salah satu alasan mengapa Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar dan bahkan sepanjang masa, dikarenakan bukti-bukti yang tidak akan pernah bisa dibantah terdapat di sana, dan banyak dari umat Islam sendiri yang masih dapat melihat mukjizat dari ayat-ayat di dalamnya hingga sekarang, bahkan mengalaminya sendiri. Al-Qur’an terbukti mampu dihadapkan dengan segala sisi, segala segi, segala zaman, segala macam persoalan dari sudut manapun karena memang Al-Qur’an adalah dari Allah. Bahkan bukti bahwa Ka’bah dijadikan sebagai pusat bumi seperti yang tercantum dalam ayat yang disebutkan sebelumnya di atas.
1. Astronot Neil Amstrong memberikan sebuah bukti bahwa pusat dari planet bumi adalah kota Mekkah dan tidak hanya isapan jempol atau sebuah bukti yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, hal ini sudah melalui penelitian ilmiah sehingga bisa disebut sebagai fakta. Bukti Ka’bah sebagai pusat bumi diawali oleh Neil Amstrong waktu pertama kalinya ia melakukan perjalanan ke luar angkasa dan dari sanalah gambar planet bumi di ambil, ia bahkan sempat mengatakan bahwa planet bumi menggantung di daerah yang gelap dan ia penasaran siapa yang menggantungnya. Ditemukan pula bahwa dari planet bumi keluarlah semacam radiasi dari penelitian para astronot dan hal ini bahkan sudah sempat diumumkan di internet secara resmi, tapi situs tersebut tiba-tiba lenyap 21 hari kemudian seperti ada masalah tersembunyi dibaliknya.
Bukti bahwa Ka’bah adalah titik sentral bumi diteliti lebih lanjut dan radiasi tersebut ternyata berasal dari kota Mekkah, tepatnya dari Ka’bah. Hal mengejutkan yang ditemukan di sini adalah bahwa radiasi tersebut tidak ada ujungnya alias infinite. Bahkan ketika foto planet Mars diambil, radiasi ternyata masih berlanjut dan dipercaya oleh para peneliti muslim bahwa radiasi ini mempunyai karakteristik yang dapat menghubungkan Ka’bah di alam akhirat dengan Ka’bah di planet bumi.
2. Bukti keajaiban Ka’bah yang coba disembunyikan dunia berikutnya adalah oleh para astronom dan matematikawan muslim yang penelitiannya sudah dilakukan sejak 1000 tahun terakhir. Ada perhitungan tepat yang telah dilakukan untuk menentukan arah kiblat dari berbagai tempat di dunia dan ditemukan bahwa setiap tahun ada dua hari di mana matahari tepat berlokasi di atas Ka’bah. Hal tersebut terjadi setiap tanggal 16 Juli pukul 16.27 WIB dan 28 Mei pada pukul 16.18 WIB di tahun biasa, sedangkan tanggal maju sehari di tahun kabisat tapi jam tetap sama.
Dijelaskan juga bahwa pada waktu tersebut, sinar matahari hanya akan menyinari separuh bumi dan selain itu, ada 2 hari lain di mana matahari lokasinya ada di balik Ka’bah dan bayangannya pun menuju ke Ka’bah. Hal tersebut terjadi pada tanggal 16 Januari pada pukul 04.29 WIB dan 28 November pukul 04.09 WIB.
3. Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah sebabnya kenapa jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Hal ini telah dibuktikan dengan medan magnet bumi diberbagai kota di belahan dunia barat & timur. Magnet bumi memiliki nilai sekian derajat barat dan sekian derajat timur. Daerah yang tepat memiliki nilai nol ialah tepat pada kabah seperti gambar dari artikel ini.
Kerjadinya petir dan kilat menjadi fenomena alam yang menarik untuk kita cermati. Mengapa? Pertama, petir terjadi saat cuaca mendung atau saat terjadinya hujan. Kita pun jarang menyaksikan terjadinya petir dan kilat tatkala cuaca cerah. Saat matahari bersinar terik, tanpa ada awan yang menggantung di angkasa. Mengapa? Ini akan ditinjau secara sederhana berdasarkan ilmu fisika sekolah
Kejadian petir dan kilat merupakan gejala listrik statis. Dalam ilmu fisika sekolah, petirberasal dari pemuaian udara yang cepat akibat dilalui oleh loncatan bunga api listrik. Loncatan bunga api listrik yang lebih besar sering terjadi pada saat awan mendung atau sedang terjadinya hujan.
Sekumpulan awan hitam dapat memperoleh muatan listrik yang sangat kuat karena pergesekan dengan udara. Hal ini menimbulkan bunga api listrik yang sangat besar dari kelompok awan ke awan lain yang muatannya berlawanan. Loncatan bunga api listrik kita kenal dengan kilat.
Loncatan bunga api listrik menimbulkan panas yang sangat besar sehingga menyebabkan udara yang dilaluinya memuai dengan cepat. Pemuaian yang cepat dan tiba-tiba menimbulkan suara kerasyang dikenal dengan guruh atau guntur.
Fenomena menarik kedua, proses terjadinya petir dan kilat itu sesungguhnyabersamaan. Namun apa yang kita saksikan? Kita lebih duluan melihat cahaya kilat ketimbang terdengarnya petir. Mengapa?
Kilat terlebih dahulu dilihat oleh kita, sementara petir terdengar setelah kilat terlihat. Kilat sendiri merupakan gelombang cahaya, sementara bunyi petir atau guruh merupakan gelombang bunyi. Kecepatan kilat merambat jauh lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan guruh merambat karena cahaya merambat jauh lebih cepat dibandingkan dengan bunyi.
Kecepatan perambatan cahaya adalah sekitar 300 juta meter per detik atau persisnya 299.792.458 meter/detik. Sementara itu, kecepatan perambatan bunyi hanya 340 meter per detik. Oleh karena perbedaan kecepatan merambat yang sangat signifikan, maka yang lebih dahulu kita lihat adalah kilat, lalu setelah beberapa saat, kita akan mendengarkan guruh atau bunyi petir